Senin, 04 Mei 2020

Lakukan Terapi Ini Untuk Mengatasi Kecanduan Pornografi

Lakukan Terapi Ini Untuk Mengatasi Kecanduan Pornografi

Kecanduan pornografi cenderung terjadi ketika seseorang mau melarikan diri dari kenyataan atau sebagai pengalihan dari emosionil negatif. Guna menyelesaikannya secara efektif, orang yang mengalami kecanduan pornografi perlu menjalani terapi bersama tenaga kesehatan mental profesional seperti psikolog atau psikiater. Lalu, apa saja tipe terapi yang bisa dijalankan?

Sebelum menjalani perawatan, terapis perlu menggali terutama dulu elemen yang melatarbelakangi kecanduan pornografi. Langkah ini akan membuat terapi menjadi lebih efektif sehingga psikolog atau pskiater bisa menolong mencegah perilaku yang sama timbul kembali. Dengan menentukan latar belakang pasien dan kondisinya ketika perawatan diawali, terapis bisa mengawali terapi melewati sebagian sistem berikut:

1. Terapi rehabilitasi rawat inap atau rawat jalan
Terapi rehabilitasi untuk kecanduan pornografi bisa dijalankan melewati rawat inap atau rawat jalan. Selama rawat inap, pasien akan terus dipantau oleh terapis. Tujuannya adalah menyelesaikan pemicu kecanduan sehingga pasien bisa mengalihkan emosinya ke arah yang lebih baik. Sesudah menyelesaikan rehabilitas rawat inap, pasien bisa melanjutkan dengan terapi rawat jalan. Program ini bertujuan agar pasien mempunyai gaya hidup dan pengalihan emosionil yang lebih sehat. Dengan begitu, pasien tidak lagi mengandalkan pornografi sebagai solusi.

2. Terapi rehabilitasi grup
Terapi rehabilitasi grup biasanya melibatkan sekitar 5-15 pasien yang mempunyai kasus serupa, dalam hal ini adalah kecanduan pornografi. Terapi ini berguna untuk memberikan dukungan lebih, meningkatkan kesanggupan bersosialisasi, menyokong kemajuan rehabilitas, hingga memberikan sudut pandang baru bagi pesertanya. Satu sesi terapi grup bisa berlangsung selama 60 menit hingga 2 jam. Selama sesi terapi, peserta akan duduk membentuk lingkaran, saling memperkenalkan diri, lalu menceritakan kondisinya. Seluruh sesi terapi nantinya akan didampingi oleh seorang psikolog.

3. Cognitive behavioral therapy (CBT)
Cognitive behavioral therapy (CBT) adalah terapi yang paling acap kali digunakan untuk menangani dilema kecanduan pornografi. Dilansir dari situs NHS, terapi ini dialamatkan untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan sehingga pasien bisa menyelesaikan kecanduannya secara pelan. Selama sesi CBT, terapis akan menolong pasien menggali masalahnya. Satu dilema dibagi ke dalam sebagian komponen yang mencakup perasaan, sensasi lahiriah yang timbul, serta perilaku yang dijalankan.

Terapis dan pasien lalu menganalisis segala aspek ini untuk mencari tahu komponen mana yang bermasalah dan sistem mengubahnya. Terapis akan minta pasien memakai perubahan hal yang demikian dan melihat alhasil pada sesi terapi selanjutnya.

4. Terapi psikodinamis
Terapi psikodinamis berpusat pada pengalaman masa lalu, emosionil, dan keyakinan yang menjadi penyebab pasien mengalami kecanduan pornografi. Terapi ini dijalankan dengan memberikan kesempatan bagi pasien untuk bercerita sebebas-bebasnya perihal dilema yang sedang dia hadapi. Dengan begitu, pasien diinginkan bisa mengenali, mengekspresikan, dan menangani emosionil negatif yang menjadi penyebab kecanduan. Pasien juga akan belajar menyelesaikan dilema yang sedang dia alami agar tidak lagi memicu kecanduan di kemudian hari.

5. Konseling pernikahan atau keluarga
Konseling pernikahan dan keluarga adalah tipe terapi yang melibatkan pasangan, ayah dan ibu, buah hati, atau member keluarga lain. Kecuali fokus menyelesaikan dilema pasien, terapis juga memberikan pemahaman pada pasangan dan keluarga guna menolong rehabilitasi. Terapi ini betul-betul disarankan kalau dilema kecanduan pornografi telah berimbas pada orang-orang di sekitar pasien.

Terapi bersama orang terdekat bisa mengembalikan kepercayaan, mengurangi rasa malu dan bersalah, serta memulihkan relasi. Persoalan kecanduan pornografi bisa dipecahkan dengan beragam sistem. Tiap pasien mempunyai situasi yang berbeda sehingga sistem yang efektif bagi seseorang belum tentu sesuai bagi orang lain.

Oleh karena itu, pasien perlu berprofesi sama dengan terapis dalam menggali latar belakang dilema. Pelaksanaan rehabilitasi memang tidak singkat, namun manfaatnya begitu besar bagi kwalitas hidup pasien dan orang-orang terdekatnya.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.