Jumat, 03 Juni 2016

Gadis 15 Tahun Ini Hamil Usai Telan Cairan Pacarnya !! Kok bisa ?


BERITA KOCIK - Ada sebuah kejadian tak masuk akal yang terjadi oleh seorang gadis 15 tahun ini mengaku dirinya hamil gara gara menelan sperma pacarnya.Mungkin selama ini kehamilan yang dialami wanita itu akibat masuknya sperma ke lubang intim sehingga terjadi pembuahan di sistem reproduksi wanita.Namun ternyata sperma yang tertelan oleh mulut pun juga bisa menyebabkan kehamilan.

Kisah gadis 15 tahun yang bisa hamil akibat menelan sperma pacarnya ini terjadi pada awal tahun 2010 di daerah Lesotho, Afrika Selatan.Awal mula kejadian ini terjadi saat si gadis yang tidak disebutkan namanya ini bekerja di sebuah bar yang pada saat itu sedang melakukan seks oral bersama kekasihnya.

Naasnya, kejadian ini diketahui oleh mantan kekasinya yang langsung marah marah hingga mantan kekasihnya itu langsung mengambil pisau hingga berujung pada perkelahian .Perkelahian tersebut mengakibatkan si gadis terluka pada bagian lengan dan perutnya yang kemudian dirinya dilarikan ke rumah sakit .

Sesampainya di rumah sakit, pihak dokter langsung melakukan operasi untuk menutup perutnya yang robek. Namun sebelum menutup lubang di bagian perutnya, dokter menemukan banyak cairan di perutnya yang ternyata merupakan air liur.

Setelah operasi itu dilakukan, kondisi gadis tersebut berangsur-angsur membaik setelah dioperasi, ia pun bisa pulang 10 hari kemudian. Namun 278 hari atau sekitar 9 bulan kemudian, gadis itu datang lagi ke rumah sakit karena sakit di perutnya.

Anehnya , kedatangan gadis itu membawa kabar mengejutkan , dia datang dengan perutnya yang membesar seperti orang hamil. Pihak dokter pun mengatakan jika gadis itu memang sedang hamil namun si gadis membantah karena dia merasa tidak pernah melakukan seks melalui vagina.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter terkejut karena ternyata ada sebuah bayi di dalam rahim gadis itu dan terdengar suara detak jantung dari perutnya. Dokter pun segera melakukan persiapan kelahiran untuk mengeluarkan bayi tersebut dari dalam perut si gadis.

Dan yang lebih mengejutkannya lagu di saat dokter mencoba membantu persalinan gadis tersebut terlihat jika gadis tersebut tidak punya vagina. Operasi cesar pun dilakukan dan akhirnya keluarlah bayi laki-laki seberat 2,8 kg.

Pihak dokter masih heran dengan kejadian kali ini, dia pun berusaha menyuruh salah satu susternya untuk berbagi cerita dengan si gadis tersebut.

Dan menurut keterangan suster, si gadis mengaku pernah menelan sperma kekasihnya pada saat melakukan seks oral karena sadar tidak punya vagina.

Menurut hasil pemeriksaan dokter mengindikasikan jika memang gadis itu tidak ada vagina pada bagian vulvinya, yang ada hanya sebuah lekukan dangkal pada bagian luar uretra dan diantara bagian labia minora.

Dalam laporannya jika gadis itu diketahui memiliki kelainan vagina yang disebut mullerian agenesis yang membuat sistem reproduksinya (vagina, leher rahim dan rahim) tidak lengkap. Penderita mullerian agenesis akan kesulitan melakukan hubungan seksual dan akan merasakan sakit yang luar biasa jika dipaksakan bersenggama.

Sssst ! Ternyata Ada Presiden Indonesia Yang Keturunan Cina?


BERITA KOCIK - “Dulunya gang ini bernama Gang Souw Beng Kong”, jelas Adep (Sahabat Museum) sambil menunjukan sebuah foto lama pintu gerbang kompleks makam yang ternyata masih sama dengan foto saat ini. Kecuali bagian atasnya disembunyikan dan sekarang bernama Gang Taruna. Di foto itu tertulis dalam huruf Cina dan di bawahnya “Koeboeran Souw Beng Kiong” dengan penjelasan "Tempat masoek ke pekarangan koeboeran. Di sabelah kanan di bawah poehoen-poehoen klapa orang liat itoe koeboeran (jang poeti)”


Foto dari awal abad ke 20 itu menjadi semakin jelas ketika dibagikan buku tentang Kapiten Cina SBK yang diterbitkan oleh Yayasan SBK. Buku ini berjudul “Riwayat Kapiten Tionghoa Pertama di Batavia Souw Beng Kong.” Pak Wisnu yang merupakan pengurus Yayasan dan sekaligus masih keturunan SBK mengajak kami masuk ke gang yang sempit dengan rumah-rumah penduduk yang sangat padat.


Sebuah petunjuk memerintahkan kita untuk belok kanan, masuk kedalam gang dan sekitar 15 meter kemudian ada sebuah mushollah yang antik. Terletak di lantai dua dengan nama Mushollah Nurul Hoo. Kecil, namun terlihat rapih dan bersih lengkap dengan toren air di dekatnya. Setelah melewati mushollah, sampailah kita ke tempat yang dituju.


Dikurung dengan pagar yang sederhana, terlihat sebuah bong pay atau batu nisan yang cukup terawat baik. Ada tulisan dalam bahasa Belanda di bagian kiri, dan nama dalam aksara Cina di tengah serta tulisan dalam bahasa Cina di bagian kanan. Dimanakah kita berada?


Kita tidak berada di Cina atau Tiongkok, tetapi berada tepat di jantung kota Jakarta. Tepatnya di Jalan Pangeran Jayakarta yang pada zaman Belanda disebut Jacatraweg. Dan di tengah jalur pemisah ini terdapat sebuah papan petunjuk bertuliskan “Situs Makam Kuno Kapiten Souw Beng Kong 1580-1644”, lengkap dengan anak panah berwarna merah bertuliskan Lokasi.


Lalu siapakah Souw Beng Kong? Ngapain sih jalan-jalan atau ziarah ke kuburan Cina? Berdasarkan tulisan berbahasa Belanda di Bongpay dan kisah di dalam buku, ternyata SBK adalah Kapiten Tiong Hoa pertama di Batavia yang diangkat oleh Gubernur Jendral JP Coen. Beliau dilahirkan pada 1580 di kota kecil Tang Wa atau Tong An di Propinsi Fujian atau Hokian dan kemudian mengembara mengadu nasib ke Nanyang alias Asia Tenggara dan sampai ke Nusantara, tepatnya ke Banten pada 1604. Singkatnya SBK berhasil menjadi pengusaha perkebunan lada yang sukses sekaligus tokoh Tionghoa di Banten.

Siswi SMK Diperkosa Dua Kakak Tingkat, Gimana ceritanya itu ?


BERITA KOCIK - Kekerasan seksual terhadap gadis remaja makin marak. RM (17), seorang siswi SMK asal Kecamatan Nuangan diperkosa tiga remaja pria asal Desa Motongkad, Bolaang Mongondow Timur.

Informasi yang diperoleh Tribun Manado, menyebutkan RM yang masih duduk di kelas satu SMK ini diperkosa sejak Februari 2016. Pelaku adalah dua kakak kelasnya yang kini sudah lulus IP alias Ik (18) dan FM alias Fuat (18) serta DR alias Doni (16) siswa kelas III SMP.

Awalnya korban yang tak tahu niat jahat para pelaku ikut ketika dijemput Doni dari sekolah. Korban kemudian disekap di kamar rumah Doni.

Peristiwa pemerkosaan terjadi. Kemudian korban diantar kembali ke sekolah setelah diperawani.
Ibu korban, NU menceritakan peristiwa terjadi pada Februari silam saat anak semata wayangnya di sekolah. Namun baru melapor karena korban baru menceritakan kejadian.

Saat itu, tersangka Doni menjemput atas perintah tersangka Ik dan di bawah ke rumah Doni. "Dia dijemput Doni dengan motor. Banyak anak-anak sekolah lihat. Setelah kembali ke sekolah (korban) sudah penuh darah di pakaian dan rambut," katanya, Jumat (3/6).

Sayangnya, korban menyembunyikan kejadian tersebut hingga beberapa bulan karena takut dimarahi. "Saya tanya kenapa kaos kaki penuh darah, dia bilang celaka. Dia sembunyikan," ucapnya.

Sejak kejadian itu, RM tak lagi ke sekolah karena trauma. Korban terus menangis dan menarik-narik rambutnya. Dia selalu menyebutkan nama tersangka Ik. "Saya bingung melihat dia. Sudah bawa ke rumah sakit jiwa di Manado. Dia tak mau cerita," katanya.

Di sekolah, teman-temannya pun mulai mengosipkan korban sudah hamil dan keguguran. Untungnya teman korban berusaha mencari tahu kejadian sebenarnya.

"Wali kelasnya datang membujuk dia untuk bicara. Sebab sudah dua bulan tak masuk sekolah. Padahal sudah mau ujian, nanti Senin pagi dia mengaku semuanya. Itu pun hanya empat mata dengan gurunya," kata dia.

Ibu ini syok mendengar anak tunggalnya yang baru kelas satu diperkosa oleh para pelaku. "Hancur hati saya. Hanya dia anak saya satu-satunya. Bagaimana kalau terjadi pada mereka," ujar ibu ini.

Kapolsek Nuangan, Iptu Stanley Rambing, mengakui adanya laporan tersebut sejak awal pekan ini.

Ketiga pelaku langsung diamankan dan kini sementara mendekam di sel tahanan Mapolsek Nuangan.

"Malamnya usai terima laporan langsung kami amankan ketiga tersangka. Menghindari bentrok kedua kampung," ujar dia.

Dia mengungkapkan peristiwa terjadi di rumah Doni, saat kedua orangtuanya sedang berada di kebun. Hanya sang nenek yang sudah rabun.

"Sampai di rumah Doni, maka tersangka Ik tarik korban ke kamar. Keluar diganti Doni, keluar diganti Fuat," bebernya.

Kasus ini sementara pendalaman, para pelaku mengaku tak memiliki hubungan pacaran dengan korban. Sayangnya korban belum terbuka di hadapan polisi karena trauma.

"Kita sudah periksa saksi-saksi dan sementara perampungan. Sebab Doni hanya penahanan tinggal 7 hari. Mereka masih dijerat dengan Undang-undang perlindungan anak," bebernya.

Namun tersangka Doni akan menggunakan peradilan anak dengan berkoordinasi dengan pihak Bapas Anak karena masih di bawah umur.

Sehingga berkas perkara Doni terpisah dengan berkas perkara Ik dan Fuat. "Mereka akui semua perbuatan. Mereka anggap hal biasa karena anak-anak, tak tahu ada pidana," kata dia.

Diberdayakan oleh Blogger.