BERITA KOCIK | BERITA TERKINI - JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mencopot Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut. Pasalnya, dua perwira polisi tersebut tidak punya wibawa, sehingga dua ormas, Pemuda Pancasila dan IKP bentrok hingga menelan korban jiwa.
Menurut Neta, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pernah menjadi Kapolda Sumut, sehingga dia tahu persis dimana kelemahan Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut hingga bentrokan antara PP dan IPK terjadi.
Bentrokan antara PP dan IPK menyebabkan satu orang tewas, beberapa orang luka, dua sepeda motor dibakar dan tiga mobil dirusak.
Neta melihat bentrokan ini terjadi akibat aparat kepolisian membiarkan salah satu kelompok OKP melakukan konvoi tanpa ada pengawalan aparat keamanan. Padahal semua orang di Sumut tahu persis bahwa antara Pemuda Pancasila dan IPK adalah musuh bebuyutan, yang selalu bertikai sejak lama.
“Tapi kenapa Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut membiarkan salah satu OKP itu konvoi tanpa pengawalan aparat. Apakah pihak kepolisian tidak tahu jika OKP itu akan bergerak. Lalu dimana intelijen kepolisian dan apa kerja mereka jika tidak mampu mendeteksi manuver yang akan dilakukan OKP tersebut,” tanya Neta.
Padahal, menurut Neta, konvoi itu melibatkan 160 orang, 10 mobil, dan 60 sepeda motor, yang mulai bergerak pukul 15.15 WIB dari kawasan Jalan Krakatau menuju Jalan Pelajar.
Konvoi ini juga melintas di Jalan Thamrin di dekat markas PP. Disinilah terjadi bentrokan hingga gelombang massa terpecah ke Jalan Asia, Jalan Sutrisno, Jalan Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya.
Sejumlah mobil dihancurkan dan sepeda motor dibakar. Ironisnya tidak ada polisi yang mengendalikan situasi. Padahal kekacauan ini terjadi di pusat bisnis kota Medan. Kantor MPW PP Sumut diserang dan dilempar bom molotov hingga terbakar. Setelah situasi kacau baru terlihat Waka Polda Sumut Brigjen Adhi P turun ke lokasi.
Neta mengungkap bahwa kedua OKP itu memang sering bentrokan, tapi tidak sebesar itu. Meski demikian tetap saja sangat meresahkan masyarkat. Kasus ini menjadi gambaran betapa tidak amannya kota Medan, apalagi jika setiap kali bentrokan terjadi kerusakan. Akibatnya investor dan wisatawan pun takut datang ke kota ini.
“Sangan disayangkan kenapa bentrokan demi bentrokan dibiarkan terjadi. Sepertinya Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut tidak mampu mengendalikan kedua OKP ini,” ujar Neta.
Menurutnya, bentrokan antar OKP yang terus terjadi menunjukkan Kapolresta dan Kapolda tidak punya wibawa. Seharusnya mereka mampu bertindak tegas menyapu bersih oknum-oknum OKP yang menjadi biang bentrokan.