Senin, 04 Mei 2020

Jenis Pelumas Yang Cocok Digunakan Pada Kondom dan Tipenya

Jenis Pelumas Yang Cocok Digunakan Pada Kondom dan Tipenya

Tahukah Anda bahwa pemilihan jenis kondom mempunyai sensasi tersendiri ketika Anda melangsungkan relasi seks. Tiap-tiap pasangan pastinya mempunyai kondom andalan untuk menambah sensasi bercinta. Bersambung dengan fungsi proteksinya, alat kontrasepsi ini memberikan sentuhan yang menyenangkan dalam perlindungannya. Pada dasarnya, kondom terdiri dari dua jenis, adalah kondom dengan pelumas dan tanpa pelumas. Barang kali bersama pasangan ingin mencoba sensasi yang berbeda dari kondom andalan Anda. Karenanya dari itu kenal penjelasannya di bawah ini.

Kondom dengan pelumas spermisida (nonoxynol-9) bekerja untuk membunuh sperma. Kondom ini kapabel mencegah sperma masuk ke dalam serviks. Adapun kondom nonspermisida yang mempunyai kandungan lebih ringan diperbandingkan spermisida, sebagai pilihan orang yang alergi dengan kondom pelumas spermisida. Kebanyakan pasangan memilih kondom dengan pelumas, karena kemudahan pengaplikasian dan penetrasi, ketika diperbandingkan kondom tanpa pelumas.

Berbeda dengan kondom dengan pelumas, Anda tidak perlu merasakan sensasi yang membuat mulut terasa mati rasa ketika melakukan seks oral. Kondom tanpa pelumas, tentu saja menguntungkan bagi pasangan yang mempunyai alergi kepada kandungan pelumas tertentu. Oleh maka, mungkin saja ini pilihan terbaik apabila Anda mempunyai alergi yang bisa mengganggu momen bercinta.

Karena tidak adanya pelumas, ini mempermudah pasangan untuk menambahkan pelumas sesukanya. Sehingga seks bisa terasa lebih nyaman ketika melakukan penetrasi. Sebelum menambahkan pelumas, Anda perlu tahu kandungan pelumas yang layak dengan jenis kondom Anda. Pemilihan pelumas yang tidak ideal bisa saja merusak proteksi kondom ketika bercinta. Dengan pengaplikasian kondom dengan pelumas tambahan adalah sebuah solusi supaya seks konsisten “bergetar” di atas ranjang.

Tidak perlu sungkan untuk menambahkan pelumas ketika seks. Justru sesi bercinta akan terasa semakin menggebu-gebu. Dijelaskan juga dalam penelitian dari Indiana University. Informasi studi tersebut mengatakan, setidaknya 70% dari 2.453 wanita merasakan sensasi yang lebih bergairah dan enak ketika mengaplikasikan pelumas. Apabila Anda memilih jenis kondom tanpa pelumas, tentu butuh pelumas tambahan supaya penetrasi semakin gampang. Ketahuilah bahwa pelumas kondom perlu disesuaikan dengan bahan kondom Anda.

Tidak segala kondom layak dengan bahan dasar cairan pelumas. Untuk kondom lateks, hindari pengaplikasian bahan pelumas berbasis minyak. Pasalnya, menggabungkan kondom lateks dengan pelumas berbahan minyak memungkinkan permukaan kondom robek. Karena mineral pada minyak bersifat destruktif. Pilihlah bahan dasar air atau silikon untuk melubrikasi kondom. Anda juga tidak perlu khawatir karena bahan pelumas ini meminimalkan risiko iritasi.

Sementara itu, pelumas berbasis minyak bisa diaplikasikan dengan kondom berbahan dasar polyurethane dan lambskin atau kulit domba. Salah satu keunggulan kondom berbahan kulit domba bisa diaplikasikan juga dengan pelumas berbahan air atau silikon. Apabila Anda menunjang usungan produk ramah lingkungan, ada juga kondom yang berbahan dasar natural. Sebelum membeli, amati dahulu apakah pelumas natural tersebut berbasis air atau minyak, menyesuaikan kondom yang akan diaplikasikan.

Menambahkan lubrikasi pada jenis kondom berpelumas ini tentu bisa menambah gairah seks tiap pasangan. Mungkin saja ada pasangan membutuhkan banyak pelumas supaya seks menjadi lebih berambisi. Aturan pemilihan bahan pelumas juga sama. Anda bisa mendapatkan pelumas pilihan di apotik terdekat. Dengan demikian itu, Anda dan pasangan bisa merasakan percikan sensasi seks yang berbeda.

Lakukan Terapi Ini Untuk Mengatasi Kecanduan Pornografi

Lakukan Terapi Ini Untuk Mengatasi Kecanduan Pornografi

Kecanduan pornografi cenderung terjadi ketika seseorang mau melarikan diri dari kenyataan atau sebagai pengalihan dari emosionil negatif. Guna menyelesaikannya secara efektif, orang yang mengalami kecanduan pornografi perlu menjalani terapi bersama tenaga kesehatan mental profesional seperti psikolog atau psikiater. Lalu, apa saja tipe terapi yang bisa dijalankan?

Sebelum menjalani perawatan, terapis perlu menggali terutama dulu elemen yang melatarbelakangi kecanduan pornografi. Langkah ini akan membuat terapi menjadi lebih efektif sehingga psikolog atau pskiater bisa menolong mencegah perilaku yang sama timbul kembali. Dengan menentukan latar belakang pasien dan kondisinya ketika perawatan diawali, terapis bisa mengawali terapi melewati sebagian sistem berikut:

1. Terapi rehabilitasi rawat inap atau rawat jalan
Terapi rehabilitasi untuk kecanduan pornografi bisa dijalankan melewati rawat inap atau rawat jalan. Selama rawat inap, pasien akan terus dipantau oleh terapis. Tujuannya adalah menyelesaikan pemicu kecanduan sehingga pasien bisa mengalihkan emosinya ke arah yang lebih baik. Sesudah menyelesaikan rehabilitas rawat inap, pasien bisa melanjutkan dengan terapi rawat jalan. Program ini bertujuan agar pasien mempunyai gaya hidup dan pengalihan emosionil yang lebih sehat. Dengan begitu, pasien tidak lagi mengandalkan pornografi sebagai solusi.

2. Terapi rehabilitasi grup
Terapi rehabilitasi grup biasanya melibatkan sekitar 5-15 pasien yang mempunyai kasus serupa, dalam hal ini adalah kecanduan pornografi. Terapi ini berguna untuk memberikan dukungan lebih, meningkatkan kesanggupan bersosialisasi, menyokong kemajuan rehabilitas, hingga memberikan sudut pandang baru bagi pesertanya. Satu sesi terapi grup bisa berlangsung selama 60 menit hingga 2 jam. Selama sesi terapi, peserta akan duduk membentuk lingkaran, saling memperkenalkan diri, lalu menceritakan kondisinya. Seluruh sesi terapi nantinya akan didampingi oleh seorang psikolog.

3. Cognitive behavioral therapy (CBT)
Cognitive behavioral therapy (CBT) adalah terapi yang paling acap kali digunakan untuk menangani dilema kecanduan pornografi. Dilansir dari situs NHS, terapi ini dialamatkan untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan sehingga pasien bisa menyelesaikan kecanduannya secara pelan. Selama sesi CBT, terapis akan menolong pasien menggali masalahnya. Satu dilema dibagi ke dalam sebagian komponen yang mencakup perasaan, sensasi lahiriah yang timbul, serta perilaku yang dijalankan.

Terapis dan pasien lalu menganalisis segala aspek ini untuk mencari tahu komponen mana yang bermasalah dan sistem mengubahnya. Terapis akan minta pasien memakai perubahan hal yang demikian dan melihat alhasil pada sesi terapi selanjutnya.

4. Terapi psikodinamis
Terapi psikodinamis berpusat pada pengalaman masa lalu, emosionil, dan keyakinan yang menjadi penyebab pasien mengalami kecanduan pornografi. Terapi ini dijalankan dengan memberikan kesempatan bagi pasien untuk bercerita sebebas-bebasnya perihal dilema yang sedang dia hadapi. Dengan begitu, pasien diinginkan bisa mengenali, mengekspresikan, dan menangani emosionil negatif yang menjadi penyebab kecanduan. Pasien juga akan belajar menyelesaikan dilema yang sedang dia alami agar tidak lagi memicu kecanduan di kemudian hari.

5. Konseling pernikahan atau keluarga
Konseling pernikahan dan keluarga adalah tipe terapi yang melibatkan pasangan, ayah dan ibu, buah hati, atau member keluarga lain. Kecuali fokus menyelesaikan dilema pasien, terapis juga memberikan pemahaman pada pasangan dan keluarga guna menolong rehabilitasi. Terapi ini betul-betul disarankan kalau dilema kecanduan pornografi telah berimbas pada orang-orang di sekitar pasien.

Terapi bersama orang terdekat bisa mengembalikan kepercayaan, mengurangi rasa malu dan bersalah, serta memulihkan relasi. Persoalan kecanduan pornografi bisa dipecahkan dengan beragam sistem. Tiap pasien mempunyai situasi yang berbeda sehingga sistem yang efektif bagi seseorang belum tentu sesuai bagi orang lain.

Oleh karena itu, pasien perlu berprofesi sama dengan terapis dalam menggali latar belakang dilema. Pelaksanaan rehabilitasi memang tidak singkat, namun manfaatnya begitu besar bagi kwalitas hidup pasien dan orang-orang terdekatnya.

Berapa Sering Pria Mesti Ejakulasi Dalam Menjaga Kesehatan?

Berapa Sering Pria Mesti Ejakulasi Dalam Menjaga Kesehatan?

Banyak pendapat seputar ejakulasi itu cuma sesuatu yang berhubungan dengan kepuasan seksual. Meski, ejakulasi juga berguna dalam menjaga kesehatan alat reproduksi. Malah, informasinya ejakulasi juga bisa meningkatkan daya bendung tubuh. Tetapi hal yang demikian dipercaya karena dikala ejakulasi, tubuh menghasilkan hormon kortisol yang membantu menjaga imunitas. Segera, adakah peraturan seputar seberapa sering pria wajib ejakulasi?

Ada sebuah penelitian yang mengucapkan bahwa seseorang bisa menurunkan risiko terkena kanker prostat secara signifikan dengan rutin ejakulasi sebanyak 21 kali tiap-tiap bulannya. Penelitian yang diterbitkan pada European Urology pada 2016 itu melakukan pengamatan kepada 31,925 peserta pria dengan mengambil data dari laporan peserta seputar seberapa sering mereka berejakulasi dalam kurun waktu hampir dua puluh tahun. Mereka juga dikasih pertanyaan apakah ada gejala-gejala berhubungan kanker prostat yang muncul.

Sayangnya, hasil penelitian belum bisa meyakinkan pendapat di atas. Penelitian cuma bertumpu pada data survei yang dilaporkan oleh peserta sendiri, bukan data dari laboratorium yang terkontrol. Selain itu, tidak ada informasi spesifik seputar apakah ejakulasi yang terjadi merupakan hasil dari masturbasi atau dengan bantuan pasangan. Ditambah lagi, penelitian lain pada klasifikasi yang sama yang terbit pada 2004 tidak menunjukkan perbedaan efek yang signifikan antara seberapa sering ejakulasi dengan risiko kanker prostat.

Sebetulnya, tidak ada peraturan pasti yang menunjukkan frekuensi ejakulasi tertentu lebih bagus ketimbang yang lain. Cuma saja, frekuensi ejakulasi bisa berbeda-beda pada tiap-tiap orang dan bertumpu pada sebagian elemen seperti umur dan tingkat kesehatan tubuh. Misalnya, dari data Sexual Exploration in America Study, orang-orang yang berusia 25-29 tahun merupakan klasifikasi yang paling sering ejakulasi dengan memakan persentase rata-rata sebanyak 68,9 persen. Angka menurun jadi 63,2% pada pria berusia 30-an, dan terus menurun seiring dengan bertambahnya dekade umur.

Mungkin masih ada sebagian orang yang berdaya upaya bahwa terlalu sering ejakulasi bisa mengurangi produksi sperma. Tetapi ini tidak sepenuhnya salah, malah ada sebuah studi yang menemukan bahwa pria yang berejakulasi tiap-tiap harinya selama lebih dari dua pekan mengalami penurunan jumlah sperma yang dikeluarkan.

Meski, bukan berarti sperma di dalam tubuh juga bisa habis. Faktanya, ada sebanyak 1.500 sperma yang diproduksi tiap-tiap detiknya, bila dihitung dalam sehari tentu jumlahnya bisa mencapai jutaan. Meski demikian, sperma membutuhkan waktu sekitar 74 hari hingga benar-benar berkembang dan matang. Di sisi lain, tidak berejakulasi sering dihubungkan dengan persoalan seperti mutu sperma dan kesuburan yang menurun. Meski, seberapa ejakulasi tidak memberikan imbas apa malah kepada kesehatan dan dorongan seks yang Anda miliki.

Perlu dikenal juga bahwa sperma yang tidak digunakan nantinya akan diserap kembali oleh tubuh atau dikeluarkan lewat emisi tubuh malam hari. Terpenting manfaat yang bisa diperoleh dari ejakulasi bukan berarti Anda wajib lebih sering berejakulasi.  lagi, ada sebagian klasifikasi yang malah akan merasa tidak nyaman dengan saran rutin berejakulasi seperti pria aseksual, pria yang memilih untuk tidak berhubungan seks, atau pria yang memiliki persoalan nyeri dikala mengalami ejakulasi.

Tetapi secara khusus merupakan tidak terlalu bertumpu pada saran penelitian atau saran dari orang lain. Lakukanlah sesering yang Anda berkeinginan dan lakukan senyamannya.

Diberdayakan oleh Blogger.