Jumat, 24 Juni 2016

Tito Karvanian di Mata Para Seniornya


BERITA KOCIK - DPR sepakat Komisaris Jenderal Tito Karnavian menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang akan pensiun. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu melangkahi empat angkatan. Namun, apa pendapat para jenderal senior tentang Tito?

Ronny F Sompie mengatakan, kejeniusan Tito telah terlihat sejak menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian.

"Tito taruna yang the best ya. Dia lulusan terbaik di angkatannya dan itu sudah tampak. Saya tingkat 4 dia tingkat 1," kata Ronny yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi, saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com, Jakarta, Kamis 16 Juni 2016.

Menurut dia, segudang prestasi pun ditunjukkan Tito dalam penugasan. Terlebih, dia pernah menjadi atasan Tito saat bekerja di wilayah Jakarta Pusat.

"Saya pernah jadi Wakapolres Jakpus, Pak Tito Kapolsek Cempaka Putih. Walau tidak lama, kinerja beliau sangat baik," ujar Ronny.

Setelah jarang bertemu, Tito ternyata mampu menyamai kakak angkatannya tersebut. Keduanya berpangkat Inspektur Jenderal. Saat itu, Ronny menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri dan Tito Asisten Kapolri Bidang Perencanaan.


Prestasi Tito, lanjut dia, juga terlihat saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Salah satunya, terkait pengamanan pilkada 2015.

"Jadi saya kira Pak Tito adalah salah satu putra atau pati terbaik Polri yang saat ini bertugas di BNPT. Memang beliau ahli dalam hal counter terrorism. Banyak pendidikannya di luar negeri berkaitan dengan counter terrorism dan transnational crime," Ronny menjelaskan.

Hal serupa juga diucapkan Irjen Purnawirawan Yotje Mende, mantan Kapolda Papua. Dia menilai Tito memiliki prestasi gemilang dalam kariernya.

"Beliau adalah sosok yang baik dengan prestasi-prestasi gemilang di Polri. Saya menggantikan beliau waktu Kapolda Papua rotasi ke Asrena Kapolri," tulis Yotje yang juga Komisioner Kompolnas kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu 15 Juni 2016.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso pun memuji rekam jejak calon Kapolri Komjen Tito Karnavian. Menurut dia, Tito merupakan polisi yang baik.

"Kalau kita lihat perjalanan beliau (Tito), track record-nya sangat baik. Beliau adalah salah satu putra terbaik di Polri," ujar Buwas usai rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis 16 Juni 2016.

Dia menilai sosok Tito adalah seseorang yang mudah bergaul dan bisa menyesuaikan diri dengan baik dan cepat.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti meyakini Komjen Tito Karnavian mampu memimpin Polri.

Menurut dia, Tito memiliki pengalaman yang mumpuni untuk memimpin Polri. Hal itu terbukti ketika ia memimpin Polda Metro Jaya yang merupakan Polda tipe A.

"Kan bisa dilihat di Polda Metro," kata Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Jumat 17 Juni 2016.

"Di Polda Metro sama gambarannya, Waka (Polda) nya senior, Irwasdanya senior, kira-kira bisa enggak? Bisa kan? Jadi jangan meragukan. Sudah melihat hasilnya, gambaran Polda Metro stafnya juga senior tapi bisa," lanjut Badrodin.

Meriam Bambu Menewaskan Seorang Bocah SD


BERITA KOCIK - Seorang siswa Kelas VI SD Negeri 096780 Kampung Tape, Nagori Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas, Simalungun, Wahyu Ardiansyah (10), tewas terkena ledakan meriam bambu.

Anak bungsu dari pasangan Marjuki dan Asmarani, itu menghembuskan nafas terakhirnya pada Hari Kamis jam 17.00 wib. Korban tewas akibat luka bakar saat bermain mariam bambu di samping rumah tetangganya. Kebiasaan di kampung itu saat bulan puasa, anak-anak bermain meriam bambu menggunakan bahan bakar minyak tanah menunggu waktu berbuka puasa.

Awalnya korban bersama teman-temannya bermain meriam bambu. Saat giliran korban menyalakan meriam bambu, tiba-tiba api dari lubang pemicu menyambar tubuhnya. Baju korban terbakar, api dalam sekejap membakar sekujur tubuhnya. Teman-teman korban yang melihat kejadian itu teriak minta tolong. Suparmi, warga setempat  langsung berlari dan menyiramkan air ke tubuh korban.

Dalam kondisi kritis, korban dilarikan ke ke praktik Bidan Tyiben Hutagaol. Tak lama di sana, atau sekira jam 17.30 wib, Wahyu kemudian dibawa pulang oleh ayahnya. Beberapa jam kemudian, korban meninggal dunia. Ayah korban, Marjuki mengaku tak menyangka putra bungsunya yang periang itu tewas dengan cara seperti itu.  “Padahal kata bidannya tidak usah dibawa ke rumah sakit. Kata bidannya sampai di rumah dikasih bubuk kopi saja. Tetapi malam itu anak saya terus merintih kesakitan, katanya badannya panas,” ujarnya menangis.

Terpisah, Kapolsek Bangun AKP H Silitonga melalui Kanit Reskrim Iptu Arjun mengatakan, pihaknya telah turun ke lokasi kejadian.
“Kita telah memintai keterangan keluarga korban dan sejumlah saksi,” terangnya. 

Diberdayakan oleh Blogger.