6 Tanda Anda Menjadi Pelampiasan dalam Hubungan ‘Rebound Love’ |
Anda dapat dikatakan terjebak dalam rebound love atau rebound relationship ketika pasangan Anda belum sepenuhnya pulih dari hubungan asmaranya yang baru berakhir sehingga menjadikan Anda sebagai pelarian sementara. Hubungan ini sering kali menimbulkan emosi negatif pada orang-orang yang terlibat di dalamnya, jadi ada baiknya Anda mengetahui apa saja ciri-cirinya.
Tanda-tanda rebound love yang sering luput dari perhatian
Anda baru saja menjalin hubungan dengan seseorang yang belum lama putus cinta, tapi sikapnya mendadak begitu manis? Jangan cepat terbawa perasaan, sebab ini belum tentu menandakan bahwa ia adalah pasangan yang ideal untuk Anda. Coba kenali apakah terdapat ciri-ciri berikut:
1. Tidak punya komitmen jangka panjang
Salah satu ciri utama bahwa Anda menjadi pelarian dalam rebound love adalah tidak adanya komitmen untuk menjalani hubungan jangka panjang. Pasangan Anda mungkin akan memberikan kesan secara tidak langsung bahwa ia belum menginginkan hubungan yang serius, atau belum memikirkan akan membawa ke mana hubungannya dengan Anda.
2. Menghubungi saat merasa butuh
Coba ingat kembali, seberapa sering pasangan Anda menelepon atau mengirim pesan dalam seminggu? Kebanyakan orang yang menjalani hubungan rebound hanya menghubungi pasangan barunya saat merasa sedih, hampa, atau kesepian. Ketika merasa bahagia, ia mungkin malah tidak menghubungi Anda sama sekali.
3. Sering membicarakan mantan kekasihnya
Membicarakan mantan kekasih adalah hal yang lumrah, tapi bisa menjadi tidak wajar jika dilakukan terlalu sering. Begitu pula jika pasangan Anda kerap membandingkan Anda dengan mantan kekasihnya, atau membandingkan hubungannya saat ini dengan hubungannya di masa lalu meskipun bersikeras sudah move on.
4. Pasangan Anda tidak mau terbuka
Hubungan yang baru seharusnya membuat Anda dan pasangan saling mengeksplorasi sifat satu sama lain, tapi tidak demikian dengan rebound love. Pasangan Anda bisa saja akan merahasiakan banyak hal, jarang menghabiskan waktu dengan Anda, tidak mau menjalin kontak mata, atau tidak menjadi dirinya yang sebenarnya.
5. Selalu ingin memamerkan Anda pada mantan kekasihnya
Orang yang terjerat rebound love biasanya belum sepenuhnya sembuh dari rasa sakit hati setelah putus cinta. Jadi, ia akan melakukan segala cara untuk membalas rasa sakit hati tersebut, termasuk dengan memamerkan Anda pada mantan kekasihnya. Pasangan Anda bisa saja melakukannya di media sosial, di hadapan teman-temannya, atau dengan mengenalkan Anda langsung kepada mantan kekasihnya.
6. Tidak diperkenalkan dengan teman-teman pasangan
Pasangan Anda idealnya akan mengenalkan Anda kepada teman-temannya jika ia berkomitmen untuk membawa hubungan ke arah yang lebih serius. Namun, orang yang terjebak dalam rebound love justru cenderung melakukan hal sebaliknya. Ia mungkin tidak akan mengenalkan Anda kepada teman-teman terdekatnya karena tidak beranggapan bahwa hal tersebut penting.
Mengutip laman Psychology Today, hubungan yang terikat dengan rebound love dapat menimbulkan rasa kecewa dan merusak kepercayaan dalam hubungan. Emosi negatif dan rasa sakit hati yang muncul akibat perpisahan juga dapat terbawa ke hubungan yang baru sehingga membuat Anda merasa tidak nyaman.
Bila Anda mendapati tanda-tanda tersebut, maka solusinya adalah menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan untuk menentukan solusinya. Pasalnya, hubungan asmara baru yang sehat memiliki peran penting dalam proses move on pasangan Anda.
Tanda-tanda rebound love yang sering luput dari perhatian
Anda baru saja menjalin hubungan dengan seseorang yang belum lama putus cinta, tapi sikapnya mendadak begitu manis? Jangan cepat terbawa perasaan, sebab ini belum tentu menandakan bahwa ia adalah pasangan yang ideal untuk Anda. Coba kenali apakah terdapat ciri-ciri berikut:
1. Tidak punya komitmen jangka panjang
Salah satu ciri utama bahwa Anda menjadi pelarian dalam rebound love adalah tidak adanya komitmen untuk menjalani hubungan jangka panjang. Pasangan Anda mungkin akan memberikan kesan secara tidak langsung bahwa ia belum menginginkan hubungan yang serius, atau belum memikirkan akan membawa ke mana hubungannya dengan Anda.
2. Menghubungi saat merasa butuh
Coba ingat kembali, seberapa sering pasangan Anda menelepon atau mengirim pesan dalam seminggu? Kebanyakan orang yang menjalani hubungan rebound hanya menghubungi pasangan barunya saat merasa sedih, hampa, atau kesepian. Ketika merasa bahagia, ia mungkin malah tidak menghubungi Anda sama sekali.
3. Sering membicarakan mantan kekasihnya
Membicarakan mantan kekasih adalah hal yang lumrah, tapi bisa menjadi tidak wajar jika dilakukan terlalu sering. Begitu pula jika pasangan Anda kerap membandingkan Anda dengan mantan kekasihnya, atau membandingkan hubungannya saat ini dengan hubungannya di masa lalu meskipun bersikeras sudah move on.
4. Pasangan Anda tidak mau terbuka
Hubungan yang baru seharusnya membuat Anda dan pasangan saling mengeksplorasi sifat satu sama lain, tapi tidak demikian dengan rebound love. Pasangan Anda bisa saja akan merahasiakan banyak hal, jarang menghabiskan waktu dengan Anda, tidak mau menjalin kontak mata, atau tidak menjadi dirinya yang sebenarnya.
5. Selalu ingin memamerkan Anda pada mantan kekasihnya
Orang yang terjerat rebound love biasanya belum sepenuhnya sembuh dari rasa sakit hati setelah putus cinta. Jadi, ia akan melakukan segala cara untuk membalas rasa sakit hati tersebut, termasuk dengan memamerkan Anda pada mantan kekasihnya. Pasangan Anda bisa saja melakukannya di media sosial, di hadapan teman-temannya, atau dengan mengenalkan Anda langsung kepada mantan kekasihnya.
6. Tidak diperkenalkan dengan teman-teman pasangan
Pasangan Anda idealnya akan mengenalkan Anda kepada teman-temannya jika ia berkomitmen untuk membawa hubungan ke arah yang lebih serius. Namun, orang yang terjebak dalam rebound love justru cenderung melakukan hal sebaliknya. Ia mungkin tidak akan mengenalkan Anda kepada teman-teman terdekatnya karena tidak beranggapan bahwa hal tersebut penting.
Mengutip laman Psychology Today, hubungan yang terikat dengan rebound love dapat menimbulkan rasa kecewa dan merusak kepercayaan dalam hubungan. Emosi negatif dan rasa sakit hati yang muncul akibat perpisahan juga dapat terbawa ke hubungan yang baru sehingga membuat Anda merasa tidak nyaman.
Bila Anda mendapati tanda-tanda tersebut, maka solusinya adalah menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan untuk menentukan solusinya. Pasalnya, hubungan asmara baru yang sehat memiliki peran penting dalam proses move on pasangan Anda.
0 komentar:
Posting Komentar