"Bensin" Penyambung Hidup Warga Karimunjawa Kini Tak Lagi Mahal |
Bangunan berwarna merah-putih di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah itu mungkin hanya bangunan biasa, melayani transaksi jual beli bahan bakar minyak (BBM) saban harinya. Akan tetapi, bangunan merah putih di Jalan jenderal Sudirman itu ternyata satu-satunya Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di pulau terluar di Provinsi Jawa Tengah. APMS bernomor 46.594.02 telah beroperasi lebih dari 1 tahun, dibuka pada 13 Oktober 2017. Warga di kepuluan itu kini tak lagi bingung mencari ‘energi’ untuk bepergian. Warga bisa bebas membeli BBM yang dijual seperti Dexlite, Biosolar dan Pertalite. Harga jual di APMS tersebut sama di ibu kota kabupaten, karena adanya penerapan BBM Satu Harga. “Satu tahun ini warga kami tak pernah kesulitan mencari BBM. APMS itu sangat membantu mengangkat perekonomian warga,” ujar Camat Karimunjawa, S. Karna Nejeng
Geliat perekonomian di Karimunjawa perlahan meningkat seiring normalnya pasokan BBM. Warga bebas menjalankan aktivitasnya tanpa khawatir kekurangan pasokan, terutama nelayan yang hendak melaut. APMS berada di pusat Karimunjawa, serta dekat dengan dermaga Pelabuhan Karimunjawa. APMS itu menjadi satu-satunya tempat penyimpanan sekaligus penyaluran BBM ke masyarakat dengan kapasitas 90 KL. Sebagian BBM yang tidak tertampung di tempat penyimpanan, terutama BBM jenis Dexlite, disimpan di dalam puluhan drum berjejer di sekitar APMS. APMS ini dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB. Karna bercerita, kehadiran BBM dengan harga terjangkau tersebut ikut mendorong stabilnya harga kebutuhan pokok di wilayah yang dikenal akan wisata baharinya ini. Harga makanan, sembako, dan lainnya kini tidak berbeda jauh seiring adanya pasokan rutin.
Selain itu, kegiatan wisata juga tumbuh pesat berkat BBM itu. Kapal-kapal untuk menunjang kegiatan wisata bawah laut juga ikut terjamin pasokannya. “Sejak BBM tersedia, pasokan bahan pokok, sembako itu relatif stabil. Nelayan juga penghasilannya ikut meningkat,” katanya. BBM yang tersedia ini juga dirasakan betul oleh wisatawan dan pelaku usaha. Salah satunya Anwar, 30 tahun, warga asal Brebes, Jawa Tengah ini yang melancong di kepulauan terluar ini. Saat pertama kali tiba, atau sekitar 2015 lalu, ia berwisata, menyewa kendaraan untuk berkeling seputar pulau, dan membeli BBM harga yang relatif tinggi. 1 tahun lalu, ia kembali melakukan perjalanan yang sama. Namun, ia tak lagi mengeluh soal harga bensin karena harganya relatif sama.
“Saya pinjam motor sudah diifasilitasi oleh pihak biro travel. Tinggal beli bensin, sudah bisa bebas keliling Karimunjawa,” katanya. “Ketersediaan BBM memudahkan kami selaku pelaku usaha pelayaran,” timpal Dwi, salah satu pelaku usaha di bidang tranportasi laut ini. Sebelum adanya APMS, harga BBM di Karimunjawa relatif tidak menentu. Ketika cuaca buruk, harga BBM melonjak tinggi. Namun kondisi tak menentu itu tak lagi dirasakan, karena Karimunjawa telah menerapkan kebijakan BBM Satu Harga. Di awal penerapan BBM satu harga, terutama di saat awal tahun 2018, pengiriman BBM sempat tersendat karena cuaca buruk.
Pasokan BBM bahkan tertunda selama 2 pekan. Setelah cuaca membaik, PT Pertamina akhirnya dapat mengirim pasokan BBM ke Karimunjawa melalui kapal pengangkut, yaitu Kapal SPDB Salim 1449.2. Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina MOR IV Andar Titi Lestari menjelaskan, untuk mengirim pasokan BBM ke Karimunjawa dibutuhkan waktu sekitar 18 jam dari Pelajuhan Tanjung Emas menuju Dermaga di Karimunjawa. Setelah sampai di Karimunjawa, pasokan BBM disimpan di APMS setempat yang hanya mampy menampung 90 KL menggunakan tangki timbun. Pasokan itu mampu mengover kebutuhan warga antara 7 sampai 10 hari. Sementara pasokan BBM disimpan melalui floating storage di kapal pengangkut BBM. Pertamina belum ada rencana membangun bunker di Kepulauan terluar tersebut, meski terkadang terjadi cuaca buruk.
Kepulauan Karimunjawa sendiri terdiri atas 27 pulau. Kepulauan ini sejak lama dikenal sebagai jujukan wisata bahari berkelas di Indonesia. Sebagai destinasi wisata, kepulauan ini memiliki kekayaan laut yang melimpah dan menjadi sumber penghidupan ribuan nelayan setempat. Sejak 2009, Karimunjawa ditetapkan sebagai taman nasional, sehingga aktivitas di kepulauan itu harus memperhatikan kaidah pelestarian lingkungan. Luas Taman Nasional Karimunjawa tercatat 111.625 hektar, yang terbagi menjadi sembilan zona, yakni zona inti, zona rimba, zona perlindungan bahari, zona pemanfaatan darat, zona pemanfaatan wisata bahari, zona budidaya bahari, zona rehabilitasi, zona perikanan tradisional, serta zona religi, budidaya, dan sejarah.
Di pulau ini pula, menjadi salah satu tempat teraman di Jawa Tengah. Ketika menyewa atau membawa sepeda motor ataupun mobil, wisatawan tak perlu khawatir kehilangan kendaraan tersebut. Penduduk setempat rata-rata meninggalkan kunci motor atau mobil tergantung di tempatnya saat parkir. Warga tak khawatir ada pihak yang mencuri, meski parkir kendaraan di sembarang tempat. Hal itu juga yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kagum akan keunikan pulau terluar ini saat berkunjung tahun 2016 lalu.
Geliat perekonomian di Karimunjawa perlahan meningkat seiring normalnya pasokan BBM. Warga bebas menjalankan aktivitasnya tanpa khawatir kekurangan pasokan, terutama nelayan yang hendak melaut. APMS berada di pusat Karimunjawa, serta dekat dengan dermaga Pelabuhan Karimunjawa. APMS itu menjadi satu-satunya tempat penyimpanan sekaligus penyaluran BBM ke masyarakat dengan kapasitas 90 KL. Sebagian BBM yang tidak tertampung di tempat penyimpanan, terutama BBM jenis Dexlite, disimpan di dalam puluhan drum berjejer di sekitar APMS. APMS ini dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB. Karna bercerita, kehadiran BBM dengan harga terjangkau tersebut ikut mendorong stabilnya harga kebutuhan pokok di wilayah yang dikenal akan wisata baharinya ini. Harga makanan, sembako, dan lainnya kini tidak berbeda jauh seiring adanya pasokan rutin.
Selain itu, kegiatan wisata juga tumbuh pesat berkat BBM itu. Kapal-kapal untuk menunjang kegiatan wisata bawah laut juga ikut terjamin pasokannya. “Sejak BBM tersedia, pasokan bahan pokok, sembako itu relatif stabil. Nelayan juga penghasilannya ikut meningkat,” katanya. BBM yang tersedia ini juga dirasakan betul oleh wisatawan dan pelaku usaha. Salah satunya Anwar, 30 tahun, warga asal Brebes, Jawa Tengah ini yang melancong di kepulauan terluar ini. Saat pertama kali tiba, atau sekitar 2015 lalu, ia berwisata, menyewa kendaraan untuk berkeling seputar pulau, dan membeli BBM harga yang relatif tinggi. 1 tahun lalu, ia kembali melakukan perjalanan yang sama. Namun, ia tak lagi mengeluh soal harga bensin karena harganya relatif sama.
“Saya pinjam motor sudah diifasilitasi oleh pihak biro travel. Tinggal beli bensin, sudah bisa bebas keliling Karimunjawa,” katanya. “Ketersediaan BBM memudahkan kami selaku pelaku usaha pelayaran,” timpal Dwi, salah satu pelaku usaha di bidang tranportasi laut ini. Sebelum adanya APMS, harga BBM di Karimunjawa relatif tidak menentu. Ketika cuaca buruk, harga BBM melonjak tinggi. Namun kondisi tak menentu itu tak lagi dirasakan, karena Karimunjawa telah menerapkan kebijakan BBM Satu Harga. Di awal penerapan BBM satu harga, terutama di saat awal tahun 2018, pengiriman BBM sempat tersendat karena cuaca buruk.
Pasokan BBM bahkan tertunda selama 2 pekan. Setelah cuaca membaik, PT Pertamina akhirnya dapat mengirim pasokan BBM ke Karimunjawa melalui kapal pengangkut, yaitu Kapal SPDB Salim 1449.2. Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina MOR IV Andar Titi Lestari menjelaskan, untuk mengirim pasokan BBM ke Karimunjawa dibutuhkan waktu sekitar 18 jam dari Pelajuhan Tanjung Emas menuju Dermaga di Karimunjawa. Setelah sampai di Karimunjawa, pasokan BBM disimpan di APMS setempat yang hanya mampy menampung 90 KL menggunakan tangki timbun. Pasokan itu mampu mengover kebutuhan warga antara 7 sampai 10 hari. Sementara pasokan BBM disimpan melalui floating storage di kapal pengangkut BBM. Pertamina belum ada rencana membangun bunker di Kepulauan terluar tersebut, meski terkadang terjadi cuaca buruk.
Kepulauan Karimunjawa sendiri terdiri atas 27 pulau. Kepulauan ini sejak lama dikenal sebagai jujukan wisata bahari berkelas di Indonesia. Sebagai destinasi wisata, kepulauan ini memiliki kekayaan laut yang melimpah dan menjadi sumber penghidupan ribuan nelayan setempat. Sejak 2009, Karimunjawa ditetapkan sebagai taman nasional, sehingga aktivitas di kepulauan itu harus memperhatikan kaidah pelestarian lingkungan. Luas Taman Nasional Karimunjawa tercatat 111.625 hektar, yang terbagi menjadi sembilan zona, yakni zona inti, zona rimba, zona perlindungan bahari, zona pemanfaatan darat, zona pemanfaatan wisata bahari, zona budidaya bahari, zona rehabilitasi, zona perikanan tradisional, serta zona religi, budidaya, dan sejarah.
Di pulau ini pula, menjadi salah satu tempat teraman di Jawa Tengah. Ketika menyewa atau membawa sepeda motor ataupun mobil, wisatawan tak perlu khawatir kehilangan kendaraan tersebut. Penduduk setempat rata-rata meninggalkan kunci motor atau mobil tergantung di tempatnya saat parkir. Warga tak khawatir ada pihak yang mencuri, meski parkir kendaraan di sembarang tempat. Hal itu juga yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kagum akan keunikan pulau terluar ini saat berkunjung tahun 2016 lalu.
0 komentar:
Posting Komentar