Kamis, 07 Februari 2019

Sandiaga Soal Anggaran Negara Bocor: Prabowo Ngomong Sudah Dari 2014 & Benar Terjadi

Sandiaga Soal Anggaran Negara Bocor: Prabowo Ngomong Sudah Dari 2014 & Benar Terjadi
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno setuju dengan pernyataan Capres Prabowo Subianto soal kebocoran anggaran negara sampai 25 persen. Menurutnya, data kerugian dari kebocoran itu bisa dicek ke lembaga terkait.
"Pak Prabowo ngomongnya sudah dari 2014, benar terjadi. Lihat saja data KPK, lihat saja data BPK, kita lihat angka-angkanya luar biasa, ada yang Rp 5 T ada yang Rp 3 T. Kalau dijumlah bisa mencapai angka yang sangat besar," kata Sandi di Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (8/2).

Sandi menambahkan, kebocoran tersebut bisa terus terjadi. Sebab, KPK bisa melakukan operasi tangkap tangan (OTT) setiap saat dikarenakan korupsi yang marak. Menurutnya permasalahan itu terjadi karena elite tak cakap mengelola keuangan negara.

"Bayangkan kalau tiap hari (OTT) Rp 1 T, Bisa Rp 365 Triliun. Jadi buat kita ini jangan digunakan sebagai ajang saling serang, tapi introspeksi, bahwa anggaran kita belum digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Anggaran kita masih banyak yang tidak dikelola secara profesional," tuturnya.
Menurut Sandi, KPK tak serta merta langsung mengusut bila kebocoran anggaran dilaporkan ke KPK. Sandi menyadari KPK pun keterbatasan dana. Sandi menilai, ini soal perbaikan dari perilaku para penyelenggara negara maupun dunia usaha.

"Ini yang kita ubah, ini kita lakukan bersama untuk menutup kebocoran tersebut. Kenapa kami selalu mendorong perlunya pemerintah kuat dengan kepemimpinan yang tegas," ucapnya.
"Kalau pemerintahan tegas dan kepemimpinan kuat dan pemerintahan bersih kebocoran itu bisa kita kurangi dan kita bisa gunakan sebaik baiknya untuk kepentingan rakyat itu yang menjadi visi Prabowo Sandi," tandasnya.
Sebelumnya, saat menghadiri acara HUT Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, di Mahaka Square, Jakarta Utara, Rabu (6/2), Prabowo menyebut ada kebocoran sebanyak 25 persen dari total anggaran pemerintah.
Prabowo mengaku pernyataan itu berdasarkan indikator-indikator dan dia sudah tulis dalam bukunya. Dia melihat, adanya kebocoran anggaran disebabkan penggelembungan dana di setiap proyek yang dikerjakan pemerintah. Misalnya seperti proyek jembatan.

"Saya hitung dan saya udah tulis di buku kebocoran dari anggaran rata-rata taksiran saya mungkin lebih sebetulnya 25 persen taksiran saya anggaran bocor," ujar Prabowo.
Presiden Jokowi sendiri sudah menjawab pernyataan Prabowo tersebut. Jokowi meminta Prabowo berbicara berbasis data dan fakta.
"Jangan asal," kata Jokowi sambil menunjuk mulutnya sendiri usai menghadiri perayaan Imlek Nasional 2019 di Ji-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).

Calon presiden petahana ini meminta Prabowo segera melaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bila memiliki bukti kebocoran anggaran negara. Dengan begitu, tidak ada informasi simpang siur yang beredar di masyarakat.
"Kalau memang bocor sampai 25 persen laporin saja ke KPK. Duit gede banget itu," ujarnya.
Jokowi kemudian menyinggung tuduhan Prabowo pada 2014 lalu bahwa ada kebocoran anggaran negara sebanyak Rp 7.200 triliun.

"Dulu 2014 coba diingat-ingat, katanya bocor Rp 7.200 triliun. sekarang itu bocornya kalau 25 persen itu berarti Rp 500 triliun. Duitnya gede banget Rp 500 triliun. Laporin ke KPK dengan bawa bukti-bukti dan bawa fakta-fakta,"

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.