Memetik Pelajaran Berharga dari Pekan Mode Dunia |
Pekan mode ternama di dunia, New York Fashion Week 2019, baru saja rampung digelar. Indonesia mengirimkan beberapa desainernya, Dian Pelangi dan Itang Yunasz, untuk unjuk gigi di New York.Kedua perancang busana modest itu mengaku banyak belajar dari gelaran New York Fashion Week (NYFW). Keduanya tampil di The Shows Indonesian Diversity pada 7 Februari lalu. Pekan mode itu dinilai jauh lebih baik dan profesional ketimbang ajang serupa di Indonesia.
Dian menyatakan, NYFW digelar dengan persiapan yang matang. Semua keperluan bahkan sudah disiapkan oleh panitia, mulai dari proses fitting, rehearsal, model hingga tetek-bengek di belakang panggung. Hal-hal yang kadang abai di Indonesia. "Aku datang terlambat satu hari. Aku kira bakal sibuk fitting, tapi ternyata aku bisa tidur karena semua diurus profesional," ungkap Dian membagikan kisahnya di NYFW dalam jumpa media bersama Wardah di Jakarta, Kamis (21/2).
Dian menyebut ada pengarah gaya yang membantu para model untuk mengepaskan baju. Pengarah gaya itu sekaligus memadupadankan 12 tampilan yang bakal dipamerkan NYFW.Tim dari NYFW juga langsung menyusun model yang bakal tampil. Semua disusun dengan rapi."Setelah fitting mereka langsung packing semua look. Sudah tidak mengurus belakang panggung lagi, tahu-tahu sudah rapi," ucap desainer berusia 28 tahun ini.Dian mengaku hanya turun tangan saat memberikan sentuhan akhir, terutama ketika memakaikan hijab pada model. Maklum, orang di New York tak terbiasa mengenakan hijab."Cuma kerudung yang aku sentuh dengan jarum pentul di tangan. Mereka sampai takjub. Mereka teratur dan terstruktur, banyak sekali yang bisa kita terapkan di sini. Banyak sekali yang dipelajari," ujar Dian.
Pendapat yang sama juga diutarakan desainer senior Itang Yunazs. Menurut Public Relation Manager Itang Yunazs Amy Wirabudi, NYFW berjalan tepat waktu, hal yang jarang terjadi di Indonesia.Amy, yang mewakili Itang ke New York karena sang desainer berhalangan hadir lantaran sakit, menyebut bahwa persiapan pekan mode itu berlangsung selama tiga hari."Persiapannya saja tiga hari. Biasanya di tempat lain hanya satu hari. Profesional sekali. Semua berjalan sesuai pekerjaannya seperti industri 4.0," ungkap Amy.Amy bercerita, tim NYFW langsung mengatur model, tampilan, dan urutan. Semua itu tertata dengan rapi jelang peragaan yang dihadiri 666 orang itu.
Sama seperti Dian, Amy hanya memberikan sentuhan akhir memasang turban untuk memastikan model tampil sempurna sebelum berlenggok di catwalk.Hasilnya, peragaan busana Dian dan Itang yang didukung oleh Wardah berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan hangat dari penikmat mode di New York. Dian dan Itang mengaku bakal menerapkan pelajaran yang didapat di New York untuk kemajuan industri fesyen, terutama modest, di Indonesia.
Dian menyatakan, NYFW digelar dengan persiapan yang matang. Semua keperluan bahkan sudah disiapkan oleh panitia, mulai dari proses fitting, rehearsal, model hingga tetek-bengek di belakang panggung. Hal-hal yang kadang abai di Indonesia. "Aku datang terlambat satu hari. Aku kira bakal sibuk fitting, tapi ternyata aku bisa tidur karena semua diurus profesional," ungkap Dian membagikan kisahnya di NYFW dalam jumpa media bersama Wardah di Jakarta, Kamis (21/2).
Dian menyebut ada pengarah gaya yang membantu para model untuk mengepaskan baju. Pengarah gaya itu sekaligus memadupadankan 12 tampilan yang bakal dipamerkan NYFW.Tim dari NYFW juga langsung menyusun model yang bakal tampil. Semua disusun dengan rapi."Setelah fitting mereka langsung packing semua look. Sudah tidak mengurus belakang panggung lagi, tahu-tahu sudah rapi," ucap desainer berusia 28 tahun ini.Dian mengaku hanya turun tangan saat memberikan sentuhan akhir, terutama ketika memakaikan hijab pada model. Maklum, orang di New York tak terbiasa mengenakan hijab."Cuma kerudung yang aku sentuh dengan jarum pentul di tangan. Mereka sampai takjub. Mereka teratur dan terstruktur, banyak sekali yang bisa kita terapkan di sini. Banyak sekali yang dipelajari," ujar Dian.
Pendapat yang sama juga diutarakan desainer senior Itang Yunazs. Menurut Public Relation Manager Itang Yunazs Amy Wirabudi, NYFW berjalan tepat waktu, hal yang jarang terjadi di Indonesia.Amy, yang mewakili Itang ke New York karena sang desainer berhalangan hadir lantaran sakit, menyebut bahwa persiapan pekan mode itu berlangsung selama tiga hari."Persiapannya saja tiga hari. Biasanya di tempat lain hanya satu hari. Profesional sekali. Semua berjalan sesuai pekerjaannya seperti industri 4.0," ungkap Amy.Amy bercerita, tim NYFW langsung mengatur model, tampilan, dan urutan. Semua itu tertata dengan rapi jelang peragaan yang dihadiri 666 orang itu.
Sama seperti Dian, Amy hanya memberikan sentuhan akhir memasang turban untuk memastikan model tampil sempurna sebelum berlenggok di catwalk.Hasilnya, peragaan busana Dian dan Itang yang didukung oleh Wardah berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan hangat dari penikmat mode di New York. Dian dan Itang mengaku bakal menerapkan pelajaran yang didapat di New York untuk kemajuan industri fesyen, terutama modest, di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar