BERITA KOCIK - “Dulunya gang ini bernama Gang Souw Beng Kong”, jelas Adep (Sahabat Museum) sambil menunjukan sebuah foto lama pintu gerbang kompleks makam yang ternyata masih sama dengan foto saat ini. Kecuali bagian atasnya disembunyikan dan sekarang bernama Gang Taruna. Di foto itu tertulis dalam huruf Cina dan di bawahnya “Koeboeran Souw Beng Kiong” dengan penjelasan "Tempat masoek ke pekarangan koeboeran. Di sabelah kanan di bawah poehoen-poehoen klapa orang liat itoe koeboeran (jang poeti)”
Foto dari awal abad ke 20 itu menjadi semakin jelas ketika dibagikan buku tentang Kapiten Cina SBK yang diterbitkan oleh Yayasan SBK. Buku ini berjudul “Riwayat Kapiten Tionghoa Pertama di Batavia Souw Beng Kong.” Pak Wisnu yang merupakan pengurus Yayasan dan sekaligus masih keturunan SBK mengajak kami masuk ke gang yang sempit dengan rumah-rumah penduduk yang sangat padat.
Sebuah petunjuk memerintahkan kita untuk belok kanan, masuk kedalam gang dan sekitar 15 meter kemudian ada sebuah mushollah yang antik. Terletak di lantai dua dengan nama Mushollah Nurul Hoo. Kecil, namun terlihat rapih dan bersih lengkap dengan toren air di dekatnya. Setelah melewati mushollah, sampailah kita ke tempat yang dituju.
Dikurung dengan pagar yang sederhana, terlihat sebuah bong pay atau batu nisan yang cukup terawat baik. Ada tulisan dalam bahasa Belanda di bagian kiri, dan nama dalam aksara Cina di tengah serta tulisan dalam bahasa Cina di bagian kanan. Dimanakah kita berada?
Kita tidak berada di Cina atau Tiongkok, tetapi berada tepat di jantung kota Jakarta. Tepatnya di Jalan Pangeran Jayakarta yang pada zaman Belanda disebut Jacatraweg. Dan di tengah jalur pemisah ini terdapat sebuah papan petunjuk bertuliskan “Situs Makam Kuno Kapiten Souw Beng Kong 1580-1644”, lengkap dengan anak panah berwarna merah bertuliskan Lokasi.
Lalu siapakah Souw Beng Kong? Ngapain sih jalan-jalan atau ziarah ke kuburan Cina? Berdasarkan tulisan berbahasa Belanda di Bongpay dan kisah di dalam buku, ternyata SBK adalah Kapiten Tiong Hoa pertama di Batavia yang diangkat oleh Gubernur Jendral JP Coen. Beliau dilahirkan pada 1580 di kota kecil Tang Wa atau Tong An di Propinsi Fujian atau Hokian dan kemudian mengembara mengadu nasib ke Nanyang alias Asia Tenggara dan sampai ke Nusantara, tepatnya ke Banten pada 1604. Singkatnya SBK berhasil menjadi pengusaha perkebunan lada yang sukses sekaligus tokoh Tionghoa di Banten.
0 komentar:
Posting Komentar