Benarkah Berhubungan Seks Saat Mabuk Membuat Pria Sulit Orgasme? |
Kata orang, mabuk membuat Anda lebih mudah bersosialisasi. Dan benar saja. Menurut sebuah studi dari Clinical Psychological Science, orang-orang yang berada di bawah pengaruh alkohol menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya, dan mereka juga lebih mudah tersenyum tulus yang menular ke seisi ruangan. Ini karena alkohol meningkatkan kadar dopamin dalam otak yang bertanggung jawab menggenjot suasana hati.
Kemampuan alkohol untuk menyingkirkan ketidakpercayaan diri inilah yang membuat beberapa orang semakin berani flirting dengan lawan jenis. Dari satu gelas bir jadi dua, dua gelas bir jadi satu botol vodka. Tahu-tahu Anda berdua sibuk bermesraan di pojok ruangan seakan dunia hanya milik berdua.
Teorinya, seks spontan di bawah pengaruh minuman keras merupakan konsep bercinta yang menggairahkan. Tak jarang pula Anda sering menjumpai adegan panas ini di sejumlah film romantis. Konsumsi alkohol dalam batas normal dapat menghasilkan gairah seksual dan pengalaman orgasme yang lebih menyenangkan. Tapi dalam praktiknya, pengaruh alkohol akut terhadap performa seks ternyata tidak seindah yang diharapkan.
Efek mabuk alkohol pada performa seks pria
Banyak orang percaya bahwa efek teler dari mabuk alkohol adalah meningkatkan gairah seksual. Padahal, konsumsi alkohol berlebih adalah penyebab umum dari disfungsi ereksi.
Semakin banyak gelas minuman keras yang Anda tenggak, semakin banyak pula kandungan alkohol dalam darah yang berakhir mengendap di otak. Alkohol menurunkan kadar testosteron. Testosteron rendah sering dikaitkan dengan kurangnya hasrat seks karena otak kesulitan menanggapi rangsangan seksual. Sementara itu, alkohol juga memengaruhi kemampuan penis ereksi dengan memblokir kerja sistem saraf pusat dalam otak yang bertanggung jawab memproduksi gairah dan orgasme, termasuk juga mengatur pernapasan dan peredaran darah.
Satu lagi efek alkohol pada tubuh adalah vasodilatasi, alias melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah ini seharusnya memungkinkan lebih banyak volume darah bisa masuk membanjiri penis agar menegang. Ironisnya, di saat yang bersamaan alkohol justru merusak pembuluh darah di penis sehingga menurunkan volume darah yang dipompa, dan malah meningkatkan produksi hormon pemicu disfungsi ereksi angiotensin.
Alkohol juga menguras cairan tubuh. Kombinasi gangguan sistemik metabolisme ini membuat tubuh berjuang keras untuk bisa memamerkan kinerja seksualnya yang paling optimal. Singkatnya, penis Anda akan tetap lembek tak peduli seberapa intens rangsangan seksual yang Anda terimanya.
Di saat yang bersamaan, alkohol mengganggu reaksi fisik vagina saat terangsang. Alkohol menyebabkan pembuluh darah membesar, yang seharusnya bisa memasok lebih banyak volume darah ke vagina agar bisa membengkak demi mempersiapkan diri menghadapi penetrasi. Nyatanya, alkohol justru merusak pembuluh darah yang membuat aliran darah melesu.
Alkohol juga menguras kadar cairan dalam tubuh. Kombinasi kurangnya aliran darah dan cairan tubuh membuat vagina tidak bisa membengkak dan melumasi dirinya agar siap menghadapi penetrasi. Minimnya pelumasan vagina dapat menyebabkan seks terasa menyakitkan. Selain itu, dehidrasi yang umum terjadi akibat konsumsi alkohol berlebih juga terkait erat dengan kelelahan dan sakit kepala yang membuat sesi bercinta makin tidak nyaman.
Beragam studi menunjukkan, orang-orang yang mengontrol atau menghindari konsumsi minuman kerasnya melaporkan kehidupan seks yang lebih baik daripada mereka yang terlebih dulu menenggak berbotol-botol minuman keras sampai mabuk sebelum bercinta.
0 komentar:
Posting Komentar