Jubir Jokowi-Ma'ruf Curiga dengan Hasil Survei Median |
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily curiga dengan hasil survei Media Survei Nasional (Median). Survei tersebut mencatat bahwa selisih suara antara Jokowi-Ma'ruf dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kian tipis.
"Publik perlu kritis terhadap hasil survei dari lembaga survei yang partisan. Lihat dulu track record lembaga survei tersebut. Sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain. Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," ujar Ace melalui keterangan tertulis, Selasa (22/1/2019).
Ace mengatakan sebagian besar lembaga survei mencatat selisih suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga mencapai dua digit. Ace merujuk pada survei Charta Politika yang menyebut selisihnya masih 20 persen.
Namun, kata dia, selama ini kubu Prabowo-Sandiaga selalu mengklaim selisih suara mereka hanya tinggal 10 persen saja. Bahkan tinggal satu digit. Klaim tersebut berdasarkan survei internal tim Prabowo-Sandiaga yang tidak dipublikasikan. Ace mengatakan survei Median seolah mendukung survei internal yang selama ini disebut-sebut kubu Prabowo-Sandiaga.
"Beberapa saat setelah klaim survei internal paslon 02 itu disampaikan ke publik, muncul rilis Median menjustifikasi klaim survei internal bahwa selisih elektabilitas pada bulan Januari yang tinggal satu digit yaitu 9,2 persen," ujar Ace. Namun, kata Ace, sebenarnya tidak masalah jika selisih suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga terpaut 9,2 persen. Selisih tersebut dia nilai masih sulit untuk dikejar oleh Prabowo-Sandiaga. Apalagi, survei Median juga menyebut kenaikan elektabilitas Prabowo-Sandiaga cenderung lambat.
"Dalam 3 bulan naik sekitar 3,2 persen, maka dalam 3 bulan ke depan dengan pola seperti itu, paslon 01 juga tidak akan terkejar. Melihat berbagai blunder 02 dan semakin panasnya mesin partai 01, bisa jadi elektabilitas 01 tidak tertandingi," kata Ace. Selain soal selisih suara, Ace juga menyoroti besar elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang hanya 47,9 persen dalam survei Median. Ace mengatakan hasil survei ini berbeda dengan survei kebanyakan yang menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di atas 50 persen. Hal ini menambah kecurigaan Ace terhadap hasil survei Median.
"Jika menemukan lembaga survei yang beda sendiri, patut dicurigai motifnya dan juga kehandalan metodologinya," kata dia. Hasil survei Median menunjukan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf kini sebesar 47,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Oleh karena itu, perbedaan elektabilitas keduanya menjadi 9,2 persen.
Sebelumnya, pada hasil jajak pendapat Median per November 2018, tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf 47,7 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen. Selisih elektabilitas keduanya kala itu masih 12,2 persen. Adapun survei ini dilakukan pada 6-15 Januari 2019 terhadap 1.500 responden denganmargin of error sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling. Survei ini dibiayai secara mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar