BERITA KOCIK |MEDAN - Kerusuhan di Tanjungbalai, Jumat (29/7/2016) malam, menyebabkan satu vihara dan empat kelenteng hangus terbakar.Persoalan bermula dari adanya keluhan seorang warga etnis tionghoa bernama Meliana (41), warga Jalan Karya Kelurahan Tanjungbalai Kota I, terhadap suara azan yang dikumandangkan di Masjid Al Maksum di dekat rumahnya.
Meliana mendatangi nazir masjid dan menyampaikan keluhan. Ia merasa terganggu dengan suara azan yang dikumandangkan pihak masjid. Setelah oknum tadi menyampaikan keluhan, pihak masjid kemudian mendatangi kediaman wanita bernama Meliana (setelah salat Isya). Lalu, karena timbul keributan, pihak kepala lingkungan dan kelurahan setempat yang kooperatif kemudian membawa masing-masing pihak ke polsek setempat untuk dimediasi," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting, Sabtu (30/7/2016).
Di tengah mediasi, warga yang mendapat informasi lantas berkumpul di depan polsek. Jumlah warga semakin bertambah dan bergerak ke Vihara Juanda yang berjarak sekitar 500 meter dari Jalan Karya dan kemudian melakukan pengerusakan."Dari informasi sementara, vihara di Pantai Amor terbakar. Kemudian, turut dibakar tiga unit kelenteng serta tiga unit mobil dan tiga unit sepeda motor," kata Rina.
Selain itu, sambung Rina, ratusan warga turut merusak barang-barang di dalam kelenteng Jalan Sudirman. Kemudian, di Jalan Hamdoko barang di dalam kelenteng dirusak dan praktek pengobatan tionghoa dihancurkan serta satu unit motor nyaris dibakar.
Di Jalan KS Tubun, massa merusak barang-barang yang ada dalam klenteng dan satu unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jalan Nuri. Di Jalan Imam Bonjol masyarakat membakar barang-barang yang ada dalam satu vihara.
Kemudian, di Jalan WR Supratman massa merusak isi bangunan yayasan sosial dan merusak tiga unit mobil. Di Jalan Ahmad Yani, massa merusak pagar vihara. Serta di Jalan Ade Irma, massa membakar barang-barang yang ada dalam satu unit klenteng.
0 komentar:
Posting Komentar