BERITA KOCIK | JOGJAKARTA , Keceriaan Lebaran di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Jogjakarta, seketika terhenti, Jumat (8/7) lenyap. Penyebabnya, dari langit helikopter jatuh dan menimpa rumah warga di RT 1, RW 1. Helikopter jenis Bell 205 milik TNI-AD itu tepat menimpa bangunan milik keluarga Suparno, 48. Sementara itu, sebagian ekor helikopter menimpa rumah milik keluarga Heru Purwanto, 54.
Kondisi badan helikopter tampak hancur lantaran benturan dengan bangunan. Akibat kecelakaan itu, tiga orang di helikopter meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka. Sedangkan seluruh penghuni rumah yang ditimpa selamat.
Jawa Pos Radar Jogjakarta melaporkan, jatuhnya helikopter itu langsung menggemparkan warga. Semula warga mengira terjadi gempa bumi karena ada getaran yang cukup besar.
Aris Karyawan, 53, salah seorang warga Dusun Kowang, mengaku sempat mendengar gemuruh. Dia sempat mengira bunyi yang cukup keras tersebut gempa. "Saya sempat lari keluar rumah membawa ibu saya untuk menyelamatkan diri," jelas Aris yang rumahnya berjarak tak sampai 100 meter dari lokasi kejadian.
Ketika berada di luar, dia baru mengetahui bahwa suara keras tersebut berasal dari helikopter yang jatuh. Seketika itu juga, dia bersama beberapa orang melakukan evakuasi dan menolong serta membawa korban ke RS Bhayangkara.
"Saat itu kami membawa empat korban ke Rumah Sakit Bhayangkara dengan menggunakan kendaraan pribadi warga. Sedangkan dua korban lain diangkut dengan ambulans," ungkapnya.
Di sisi lain, pemilik rumah yang tertimpa badan pesawat, Suparno, mengaku pasrah dengan musibah yang terjadi. Dia menuturkan, ketika kejadian, dirinya sedang tidak berada di rumah. Kala itu dia tengah mencari rumput di ladang. "Saya sedang mencari makan ternak saat itu. Pulang karena dikabari anak saya."
Anak sulung Suparno, Andika Arohmanto, 18, menceritakan, saat kejadian, dirinya sedang berjalan ke rumah. Dari timur sebuah helikopter meluncur dengan posisi oleng ke kiri. "Tahu-tahu sudah jatuh di rumah saya," ujarnya.
Andika mengatakan, saat kejadian, di dalam rumah ada sang ibu, Sugiarti, dan seorang adiknya yang sedang menonton televisi di kamar. Untung, adik perempuannya itu bisa menyelamatkan diri. "Hampir tertimpa genting. Untungnya, adik saya bisa lari keluar," ujarnya. Sebaliknya, Sugiarti harus dirawat di RS Bhayangkara karena shock.
0 komentar:
Posting Komentar