Indomaret dan Alfamidi Masih Gratiskan Kantong Plastik |
Sejumlah toko ritel di kawasan Bekasi dan Depok belum memberlakukan plastik berbayar kepada konsumen hingga awal Maret ini. Namun demikian, masing-masing kasir sudah memberitahukan kepada konsumen perihal rencana perusahaan untuk mengenakan harga terhadap kantong plastik yang dibawa pulang oleh pembeli.Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) Roy Mandey mengatakan seluruh gerai ritel yang menjadi anggota di asosiasi tersebut akan mulai menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar pada 1 Maret 2019. Harga yang harus dibayar konsumen untuk satu kantong plastik ditetapkan sebesar Rp200 per lembar.
Karyawan Alfamidi di Bekasi menyebut belum ada arahan untuk mengimplementasikan kebijakan kantong plastik berbayar. Biasanya, bila memang sudah diberlakukan, maka akan tertera langsung pada layar komputer kasir. "Ini lihat saja, pas transaksi masih gratis kok, belum berbayar. Biasanya, kalau sudah berbayar nanti tertulis harga, kalau ini tidak,"
Kendati begitu, manajemen sejak lama sudah berupaya mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menjual tas belanja yang lebih ramah lingkungan dengan harga bervariasi mulai dari Rp3 ribu. Namun, ia mengakui masyarakat masih terbiasa menggunakan kantong plastik yang dibagikan gratis. "Kami kan jual juga tas belanja atau mereka (konsumen) sebenarnya bisa bawa tas belanja sendiri. Tapi jarang," ucap karyawan itu.
Sayang, ia tak menyebut pasti jumlah kantong plastik yang biasanya digunakan per hari. Yang pasti, plastik berukuran paling besar yang biasanya paling sering digunakan. "Lalu kalau belinya banyak sekali kan juga plastik sampai di double, tapi kalau pembelian yang kecil-kecil biasanya konsumen tidak mau pakai plastik," imbuh dia.
Hal yang sama juga terjadi di Indomaret yang terletak di Depok. Karyawan Indomaret yang tak mau disebut identitasnya tersebut menuturkan konsumen masih bebas membawa pulang plastik dengan gratis. Sejauh ini, ia belum mendapatkan informasi kapan tepatnya toko ritel itu akan memberlakukan plastik berbayar. "Tadi di grup kantor yang area juga pada bertanya apakah di komputer sudah tertera harga untuk plastik, tapi ternyata belum, masih gratis. Semua kan otomatis di komputer," tutur karyawan itu.
Jika memang sudah berlaku, lanjut dia, tiap kasir akan memberitahukan dulu kepada konsumen bahwa plastik dikenakan biaya. Dengan begitu, konsumen bisa memutuskan sendiri apakah tetap mau menggunakan kantong plastik atau tidak. "Karena takutnya kan justru karena bayar jadi tidak mau," jelasnya.
Terkait jumlah penggunaannya sendiri, jumlah kantong plastik berukuran besar rata-rata keluar sebanyak 200 lembar atau dua bungkus per hari. Kemudian, kantong plastik berukuran sedang sebanyak 100 lembar, dan kecil hanya 50 lembar per hari. "Karena kalau beli satu atau dua barang konsumen juga tidak mau pakai plastik, misalnya beli rokok tidak gunakan plastik," jelas karyawan tersebut.
Bukan Cari Untung
Secara terpisah, Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf mengakui bahwa Indomaret memang belum menerapkan plastik berbayar kepada konsumen. Saat ini, perusahaan masih melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. "Kami masih menyediakan plastik (gratis) sambil mengedukasi dengan menyediakan tas belanja ramah lingkungan," kata Wiwiek.
Namun, perusahaan juga akan menyesuaikan dengan peraturan di masing-masing daerah tempat Indomaret berada. Sebab, beberapa daerah sudah memiliki peraturan daerah (perda) terkait pelarangan plastik. "Kami mengikuti perda, bila ada larangan, kami tidak menyediakan kantong plastik. Ada beberapa daerah (yang menetapkan pelarangan kantong plastik), seperti Bogor, Bali, dan Banjarmasin," papar Wiwiek.
Sejauh ini, Wiwiek belum dapat memberi kepastian kapan perusahaan menerapkan plastik berbayar kepada konsumen. Perusahaan akan terus melakukan evaluasi penggunaan kantong plastik.
Senada, Direktur PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) Solihin mengungkap perusahaan sedang menghitung jumlah stok plastik di seluruh gerai. Nantinya, laporan itu akan dikumpulkan dan dievaluasi pada Senin (4/3) besok. "Karena kalau mau dijadikan transaksi penjualan kan dimasukkan dulu sebagai stok, ini lagi dihitung," tutur Solihin.
Walau masuk sebagai stok penjualan, tetapi penetapan plastik berbayar bukan ditujukan sebagai pencarian keuntungan lain perusahaan ritel. Masing-masing manajemen ritel, diakui Solihin, sudah sadar betul untuk mengurangi penggunaan plastik. "Kami kan memberlakukan ini nanti tujuannya agar tidak dibeli masyarakat, bukan untuk keuntungan, ingat ya," tegas Solihin. Makanya, perusahaan menyediakan kantong belanja di tiap ritel agar konsumen tak lagi bergantung dengan kantong plastik. Harga kantong belanja itu beragam dari Rp3 ribu sampai Rp20 ribu.
Karyawan Alfamidi di Bekasi menyebut belum ada arahan untuk mengimplementasikan kebijakan kantong plastik berbayar. Biasanya, bila memang sudah diberlakukan, maka akan tertera langsung pada layar komputer kasir. "Ini lihat saja, pas transaksi masih gratis kok, belum berbayar. Biasanya, kalau sudah berbayar nanti tertulis harga, kalau ini tidak,"
Kendati begitu, manajemen sejak lama sudah berupaya mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menjual tas belanja yang lebih ramah lingkungan dengan harga bervariasi mulai dari Rp3 ribu. Namun, ia mengakui masyarakat masih terbiasa menggunakan kantong plastik yang dibagikan gratis. "Kami kan jual juga tas belanja atau mereka (konsumen) sebenarnya bisa bawa tas belanja sendiri. Tapi jarang," ucap karyawan itu.
Sayang, ia tak menyebut pasti jumlah kantong plastik yang biasanya digunakan per hari. Yang pasti, plastik berukuran paling besar yang biasanya paling sering digunakan. "Lalu kalau belinya banyak sekali kan juga plastik sampai di double, tapi kalau pembelian yang kecil-kecil biasanya konsumen tidak mau pakai plastik," imbuh dia.
Hal yang sama juga terjadi di Indomaret yang terletak di Depok. Karyawan Indomaret yang tak mau disebut identitasnya tersebut menuturkan konsumen masih bebas membawa pulang plastik dengan gratis. Sejauh ini, ia belum mendapatkan informasi kapan tepatnya toko ritel itu akan memberlakukan plastik berbayar. "Tadi di grup kantor yang area juga pada bertanya apakah di komputer sudah tertera harga untuk plastik, tapi ternyata belum, masih gratis. Semua kan otomatis di komputer," tutur karyawan itu.
Jika memang sudah berlaku, lanjut dia, tiap kasir akan memberitahukan dulu kepada konsumen bahwa plastik dikenakan biaya. Dengan begitu, konsumen bisa memutuskan sendiri apakah tetap mau menggunakan kantong plastik atau tidak. "Karena takutnya kan justru karena bayar jadi tidak mau," jelasnya.
Terkait jumlah penggunaannya sendiri, jumlah kantong plastik berukuran besar rata-rata keluar sebanyak 200 lembar atau dua bungkus per hari. Kemudian, kantong plastik berukuran sedang sebanyak 100 lembar, dan kecil hanya 50 lembar per hari. "Karena kalau beli satu atau dua barang konsumen juga tidak mau pakai plastik, misalnya beli rokok tidak gunakan plastik," jelas karyawan tersebut.
Bukan Cari Untung
Secara terpisah, Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf mengakui bahwa Indomaret memang belum menerapkan plastik berbayar kepada konsumen. Saat ini, perusahaan masih melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. "Kami masih menyediakan plastik (gratis) sambil mengedukasi dengan menyediakan tas belanja ramah lingkungan," kata Wiwiek.
Namun, perusahaan juga akan menyesuaikan dengan peraturan di masing-masing daerah tempat Indomaret berada. Sebab, beberapa daerah sudah memiliki peraturan daerah (perda) terkait pelarangan plastik. "Kami mengikuti perda, bila ada larangan, kami tidak menyediakan kantong plastik. Ada beberapa daerah (yang menetapkan pelarangan kantong plastik), seperti Bogor, Bali, dan Banjarmasin," papar Wiwiek.
Sejauh ini, Wiwiek belum dapat memberi kepastian kapan perusahaan menerapkan plastik berbayar kepada konsumen. Perusahaan akan terus melakukan evaluasi penggunaan kantong plastik.
Senada, Direktur PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) Solihin mengungkap perusahaan sedang menghitung jumlah stok plastik di seluruh gerai. Nantinya, laporan itu akan dikumpulkan dan dievaluasi pada Senin (4/3) besok. "Karena kalau mau dijadikan transaksi penjualan kan dimasukkan dulu sebagai stok, ini lagi dihitung," tutur Solihin.
Walau masuk sebagai stok penjualan, tetapi penetapan plastik berbayar bukan ditujukan sebagai pencarian keuntungan lain perusahaan ritel. Masing-masing manajemen ritel, diakui Solihin, sudah sadar betul untuk mengurangi penggunaan plastik. "Kami kan memberlakukan ini nanti tujuannya agar tidak dibeli masyarakat, bukan untuk keuntungan, ingat ya," tegas Solihin. Makanya, perusahaan menyediakan kantong belanja di tiap ritel agar konsumen tak lagi bergantung dengan kantong plastik. Harga kantong belanja itu beragam dari Rp3 ribu sampai Rp20 ribu.
0 komentar:
Posting Komentar