Rabu, 11 Mei 2016

Sekali Merebus Telur Dibayar Rp 2 Juta, Anda Mau?


BERITA KOCIK - Koki tidak harus bekerja di restoran. Para juru masak juga bisa menjadi koki pribadi orang-orang kaya. Ini tentu memberi pengalaman lain dari sekadar memasak di dapur restoran.

Simak saja cerita Dan Lepard, koki yang biasa melayani para miliarder di Kota New York, Amerika Serikat. Saban hari, dia keliling kota, dari dapur ke dapur, menyiapkan makanan untuk orang-orang kaya di sana.

Menurut Lepard, kliennya sanat royal. Uang tak jadi masalah. Bahkan, untuk merebus telur saja, Lepard dibayar US$ 200 atau sekitar Rp 2 juta. Ya, hanya merebus telur!

“Mereka juga tidak selalu merasa nyaman berada di restoran. Mereka ingin mengatur lingkungannya sendiri,” ujar Lepard, dikutip Dream dari Australia Plus, Selasa 10 Mei 2016.

Kini, Lepard menikmati karier sebagai chef dan bintang televisi. Namun sebelumnya, dia menjalani profesi sebagai chef pribadi bagi orang kaya, termasuk artis David Hockney.

Saat masih menjadi koki pribadi, Lepard biasa terlibat menyiapkan menu pesta pantai bintang Hollywood. Dia bahkan juga bertanggung jawab menyiapkan segelas jus atau sepotong roti bakar.

“(Dengan menjadi chef pribadi) Anda menjadi bagian dari keluarga mereka, menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam,” tutur dia.

“Mereka mau Anda berada di sana. Mereka memperlakukanmu sebagai anggota keluarga yang digaji,” tambah Lepard.

Meski sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga, Lepard terkadang masih merasa asing di lingkungan keluarga para pesohor itu. “Bagaimana pun itu kehidupan mereka, bukan kehidupan anda,” katanya.

Lepard menjalani profesi sebagai chef pribadi kaum berada sejak tahun 1990-an, setelah meninggalkan pekerjaan di sebuah restoran di London. Bagi dia, ada perbedaan bekerja di restoran dan menjadi chef pribadi.

“Ibaratnya yang satu bodyguard dan satunya lagi tentara. Yang pertama bekerja untuk satu orang sedang yang terakhir bekertja sebagai pasukan,” tutur dia.

Selain itu, “tentara juga memandang remeh para bodyguards dan sebaliknya,” tambah Lepard.

Para chef restoran, kata dia, biasanya menganggap chef pribadi sebagai cara mudah menjalani profesi sebagai juru masak.

“Chef pribadi dianggap bisa seenaknya saja dan mendapat gaji tinggi. Padahal tidak demikian,” tambah dia.

Menjadi chef pribadi tak semudah yang dibayangkan orang. “Klien tidak tertarik dengan ego atau opini seorang chef, terutama mengenai bagaimana orang berada itu menjalani kehidupan mereka,” tuturnya.

Misalnya jika ke restoran, mungkin bisa menikmati suatu menu namun cukup sekali sebulan. “Sebagai chef pribadi, Anda harus masak makanan yang bisa mereka makan setiap harinya,” ujar Lepard.

Namun bagi Lepard, bayaran Rp 2 juta untuk merebus telur itulah yang justru mendorong dia meninggalkan profesi sebagai chef pribadi.

“Saya merasa ini bukan saya. Saya hanya ingin kembali ke dapur dan memasak,” kata Lepard.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.