Inalum Beberkan Sembilan Keuntungan Ambil Alih Freeport |
PT Inalum (Persero) memaparkan sedikitnya sembilan keuntungan divestasi saham PT Freeport ke Pemerintah Indonesia, di antaranya adalah dari sisi finansial, teknologi dan di bawah kendali pemerintah.Diketahui, pemerintahan Jokowi pada akhir Desember lalu membeli 51 persen saham PT Freeport melalui Induk Industri Pertambangan yang dipimpin PT Inalum dengan nilai Rp54 triliun. PT Freeport sendiri diprediksi memperoleh laba US$2 miliar per tahun dari 2013 hingga 2014.
"Jika Inalum memiliki 51 persen maka, perusahaan akan diproyeksikan mendulang US$18 miliar (Rp 261 triliun) laba bersih dari PTFI dalam kurun waktu tersebut," demikian keterangan resmi PT Inalum pada Minggu (24/2).
Selain itu, ada pula keuntungan manajemen yakni Indonesia memiliki pengaruh signifikan untuk menentukan dividen, anggaran dasar hingga jajaran direksi dan komisaris.Ketiga, posisi PT Freeport juga di bawah kendali pemerintah karena status Kontrak Karya yang berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus. Keempat, perusahaan itu memiliki cadangan emas terbesar di dunia dengan nilai US$150 miliar atau Rp2.190 triliun. PT Inalum juga menyatakan divestasi itu menguntungkan masyarakat Papua. Saat ini, masih ada diskusi antara Pemprov Papua dan Pemkab Mimika terkait dengan pembentukan BUMN untuk menampung saham PT Freeport.
Keuntungan keenam adalah penyerapan tenaga kerja lokal. Hingga Maret 2018, jumlah karyawan yang langsung direkrut PT Freeport mencapai 7.028 dengan jumlah karyawan lokal mencapai 2.888 orang. Ketujuh, perusahaan juga mengembangkan kapasitas masyarakat di daerah operasional.Selain itu, PT Inalum juga menyatakan keuntungan lainnya adalah menjadi sumber perekonomian daerah Papua. "Sekitar 90 persen kegiatan ekonomi 300 ribu penduduk Kabupaten Mimika bergantung pada operasional PTFI. Di masa depan, pengembangan ekonomi lokal akan menjadi salah satu prioritas," demikian Inalum.
Terakhir, ada keuntungan alih teknologi dan pengetahuan. PT Inalum menyatakan tambang bawah tanah Grasberg adalah tambang yang relatif rumit sehingga menjadi tempat belajar terbaik untuk para ahli tambang di Indonesia.
"Jika Inalum memiliki 51 persen maka, perusahaan akan diproyeksikan mendulang US$18 miliar (Rp 261 triliun) laba bersih dari PTFI dalam kurun waktu tersebut," demikian keterangan resmi PT Inalum pada Minggu (24/2).
Selain itu, ada pula keuntungan manajemen yakni Indonesia memiliki pengaruh signifikan untuk menentukan dividen, anggaran dasar hingga jajaran direksi dan komisaris.Ketiga, posisi PT Freeport juga di bawah kendali pemerintah karena status Kontrak Karya yang berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus. Keempat, perusahaan itu memiliki cadangan emas terbesar di dunia dengan nilai US$150 miliar atau Rp2.190 triliun. PT Inalum juga menyatakan divestasi itu menguntungkan masyarakat Papua. Saat ini, masih ada diskusi antara Pemprov Papua dan Pemkab Mimika terkait dengan pembentukan BUMN untuk menampung saham PT Freeport.
Keuntungan keenam adalah penyerapan tenaga kerja lokal. Hingga Maret 2018, jumlah karyawan yang langsung direkrut PT Freeport mencapai 7.028 dengan jumlah karyawan lokal mencapai 2.888 orang. Ketujuh, perusahaan juga mengembangkan kapasitas masyarakat di daerah operasional.Selain itu, PT Inalum juga menyatakan keuntungan lainnya adalah menjadi sumber perekonomian daerah Papua. "Sekitar 90 persen kegiatan ekonomi 300 ribu penduduk Kabupaten Mimika bergantung pada operasional PTFI. Di masa depan, pengembangan ekonomi lokal akan menjadi salah satu prioritas," demikian Inalum.
Terakhir, ada keuntungan alih teknologi dan pengetahuan. PT Inalum menyatakan tambang bawah tanah Grasberg adalah tambang yang relatif rumit sehingga menjadi tempat belajar terbaik untuk para ahli tambang di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar